
Matcha, bubuk teh hijau khas Jepang, telah mengalami lonjakan popularitas global dalam beberapa tahun terakhir, berkat pengaruh media sosial dan tren gaya hidup sehat. Di Indonesia, meskipun konsumsi teh per kapita masih rendah, minat terhadap matcha semakin meningkat, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.
Popularitas di Kalangan Milenial
Di Indonesia, minuman matcha semakin digemari, terutama di kalangan milenial. Gerai seperti Feel Matcha, yang dibuka di Jakarta pada 2021, telah sukses menarik perhatian konsumen muda dengan menawarkan minuman berbasis matcha sebagai alternatif kafein yang menenangkan. Meskipun konsumsi teh per kapita di Indonesia masih tergolong rendah (0,46 kg pada 2023), tren gaya hidup sehat yang meningkat mendorong minat terhadap minuman berbasis teh, termasuk matcha.
Prospek Pasar Matcha
Pasar matcha global diperkirakan akan tumbuh dari USD 4,3 miliar pada 2023 menjadi lebih dari USD 9 miliar pada 2030, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 7,9% . Di Asia Pasifik, yang mencakup Jepang dan China, matcha memiliki pangsa pasar terbesar, sementara pasar di Eropa dan Amerika Utara juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.
Secara keseluruhan, matcha telah berkembang dari minuman tradisional Jepang menjadi fenomena global yang memengaruhi gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat. Di Indonesia, meskipun masih dalam tahap awal, minat terhadap matcha menunjukkan tren positif, terutama di kalangan konsumen muda yang mencari alternatif minuman sehat dan bergaya.